Rabu, 28 Juli 2006…..
Karena ada urusan ke mangga dua, aku berangkat jam 10.50 menuju Stasiun UI.
Sampe sana waktu menunjukkan pukul jam 10.55, ketika aku bertanya di loket margonda “pak, KRL Express jam brapa”…. di jawab “5 menit lagi mas… jam 11” kemudia aku disuruh membelinya di loket utama (loket UI). Sampe di loket UI kembali aku tanya…. “Pak, Express jam brapa…” dan di jawab si bapak penjaga loket yg sambil ngunyah ketoprak “jam 11.30 mas”…
Mana seh yg benerrrrr….
Gak lama setelah aku bertanya, halo-halo (speaker stasiun :red) bilang kalo KRL ekonomi tujuan jakarta kota akan masuk, aku langsung beli karcis ekonomi yg cuma “ceng-gow” itu. Pas mau nyebrang emplasment stasiun, kereta udah triak-triak dengan peluitnya yg keras…… Lumayan, aku dapet kereta buatan tahun 1985, langsung naek dari sisi sebelah kiri (emplasmen stasiun sisi kanan). Aku pikir, daripada nunggu jam 12.30 mendingan juga jalan….. kalo ini kereta yg aku naikin gak “dibalap” di Stasiun Pasar Minggu atau Manggarai… berarti bener bahwa jadwal kereta Express adalah jam 11.00… bukan jam 11.30
Kembali… melihat pemandangan aneka rupa di dalam MRT ekonomi favorit warga Jakarta-Bogor ini. Setelah dengan angkuhnya seorang bapak menyuruh aku masuk karena gantungan di pintu, aku langsung waspada 100% dengan Tas, HP, Kantong Celana dan terutama iPod aku… (takutnya bapak itu nyuruh aku masuk ke arah temen2nya yg siap “grayangan”.
Ternyata tidak…. di dalam mengambil posisi di tengah gerbong, aku berdiri menghadap jendela dan jejeran penumpang di depanku, sengaja aku mencari yg pemandangannya “sedikit” indah…
Seorang wanita cantik berjilbab duduk di depanku & aku dengan cueknya mendengarkan “Master of Puppet – Metallica” dari iPod ku….
Gak lama, terdengar suara yg lebih keras dari earphone iPod-ku….. di ujung kereta aku lihat seorang wanita berjilbab berjalan “ala” suster ngesot…. bener2 ngesot di kereta karena kakinya lumpuh. Sementara sorang buta yg digandengnya menyalakan “karaoke gendong”… dan lagu-lagu Nia Daniati (jadulll) pun mengalun memenuhi ruangan gerbong bercampur dengan triakan “tahu asin…. telor asin…. minuman dingin teh botol fruit tea coca cola fanta sprite…. pulpen….” dan banyak triakan lain karena saat itu kereta agak lowong (maksudnya masih bisa lari2an kecil di kereta… soalnya kalo udah jam brangkat/pulang kantor… boro2 lari kecil…. jalan aja udah gak bisa…)
Risih, sedih, terharu rasa di benak ini…. kuarahkan T630 ku ke arahnya untuk kuambil gambarnya agar bisa aku perlihatkan di blog ini…. namun dia tersenyum dan menggeleng…. pertanda dia tidak setuju atau mungkin terbiasa dengan potretan orang2 yg iba padanya ??
Ah…. akhirnya foto itu aku hapus dari SonyEriccson-ku…. aku gak mau dianggap meng-eksploitasi mereka.
Ternyata keretaku gak dibalap Kereta Express, dan jam 11.35 kereta ekonomiku melanggeng langsung & ngebut melintasi stasiun Gambir seiring dengan getaran HP di kantong…. “udah sampe mana ??…” kata suara di seberang HP dan aku jawab apa adanya posisiku saat itu.
Sampe Stasiun Juanda… aku keluar dan lari pindah ke gerpong paling depan, maksudnya biar pas sampe stasiun kota gak desak2an keluar dari peron penjagaan karcis…
Ktika masuk, dengan iPod masih di kantong dan lagu GIGI mengalun di earphone, tanpa sadar iPod ku udah ada di genggaman orang lain…. nah lo….
Aku liatin dia sambil bilang “knapa woi ???”…. dan orang itu dengan rasa pura2 gak tau bilang “eh maap bang… saya kira abang temen saya…”
Hahahahahahahaha….. begini nih kalo maling ketangkep basah. Sambil dia balikin itu iPod ke tanganku, aku bilang dengan mimik bijak “ati-ati lo… jangan salah ambil lagi, ntar dilempar keluar kereta lo…” dan sambil ngloyor dia pergi sambil bilang “iya bang… sori ya…”
Duhh…. nyariss….
Ternyataaaaaa, wanita berjilbab yg ngesot & orang buta tadi kembali melewati aku…. dan akhirnya dia berhenti di ujung kereta persis di depanku sambil bilang “terima kasih ya mas…”.
Akhirnya aku berniat mengajaknya ngobrol….
Parasnya cukup cantik (sumpahhhhh) dengan jilbab di kepalanya, ternyata bapak buta itu adalah suaminya… gak lama dia memeriksa isi kaleng biskuit yg tadi dia bawa2 sepanjang 8 gerbong kereta… dan uang ribuan + beberapa gocengan pun dia kumpulkan satu2 mirip supir angkot atau kondektur bus…. kemudian dengan telaten uang itu dia hitung per 10rebu dan dia masukin ke tas “mini” yang di selempangkan di dadanya… di balik kain jilbab panjangnya.
“Alhamdulillah mas, dapetnya lumayan….” bilangnya kepadaku, tersenyum aku bertanya “tinggalnya dimana mbak ??”……. “Bojong Gede” jawabnya….
Ternyata, dia adalah salah satu “anggota” panti asuhan orang2 cacat yang katanya banyak tersebar di bogor & sekitarnya…. mereka di drop di stasiun2 kereta antara Bogor – Citayam. Mereka tinggal di panti dan membayar untuk kamar, dan sewa radio karaokenya…. juga bayar untuk biaya “antar-jemput” nya….
Banyak dari mereka di tampung di tempat yg layak walau banyak juga di tempat yg tidak layak… cerita wanita ini cukup membuat hati aku meringis dan menangis…
Mereka hanya bilang…. “bos panti sih makin kaya mas dari setoran kita… kemaren aja baru beli mobil 1 lagi….”
Gilaaaaa………
Orang2 ini di manfaatkan dan di ekploitasi kesedihannya di kereta yg mondar mandir Jakarta-Bogor setiap hari.
Walaupun mereka hidup layak disana (menurut pengakuannya), tapi tak jarang mereka yg sudah “mapan” dengan ekonomi Jakarta-Bogor nya gak boleh keluar dari panti dengan alasan “siapa yg mau rawat kamu ???”
My God…. 1 panti itu diisi lebih dari 50 orang tunanetra dan cacat. Memang mereka di bimbing, diajarin menghapal lagu untuk karaokenya (bagi yg buta & sendiri) dan banyak dari mereka yg mendapat jodoh di panti itu dan menikah disana.
Aku berhitung…. dengan setoran Rp. 25.000 sehari untuk sewa radio + accu (baca: Aki/Batere) dan antar jemput, dalam sehari sang bos panti mendapatkan paling sedikit Rp. 1.250.000,- bersih…….
BERSIH LHOOOOO……….
Cuma beda tipis sama pendapatan harian warnet aku yg masih harus menanggung beban Bandwith, Listrik & Pegawai, puluhan juta tiap bulannya….. Gelooo….
Dan menurut pengakuannya, gak cuma 1 panti seperti itu… ada cukup banyak yg menampung orang cacat tubuh (pincang), cacat penglihatan (buta), dan anak2 jalanan.
Mereka bukannya dibina, namun justru dilepas di jalan untuk mengekploitasi belas kasihan orang dan dikoordinir dengan rapi. Juga menurut pengakuannya, memang gak semua panti “buruk”… ada beberapa panti yg dikelola dengan baik dan bener-bener mengurus mereka.
Tak terasa kereta udah sampe ujung Rel Jakarta…. mentok.
Ya… Stasiun Jakarta Kota (BEOS), akhir dari semua rel yg membentang dari seluruh penjuru pulau jawa itu. Setelah pamit dengan pasutri itu, aku loncat turun karena buru2 udah ditunggu orang di mangga-dua.
Selesai urusan di mangga dua, waktu menunjukkan jam 17.30. Macet di depan mangga dua tak dihiraukan beberapa mikrolet yg dengan santai ngetem di depan Mall Mangga Dua. Aku naik salah satu mikrolet itu.
Sesampai di BEOS, kulihat kereta Depok Express di jalur 12 sedang parkir… secepat kilat aku lari ke loket untuk membeli karcis Depok Express seharga Ceban (hehehehe… jauh banget ya bedanya sama karcis ekonomi yg cuma ceng-gow).
Setelah seruduk sana seruduk sini, aku berhasil masuk ke emplasmen stasiun menuju kereta yg Adem & Nyaman itu……
But, my God…… pintu otomatis tertutup hanya beberapa meter aku lari menghampiri kereta….
Damned…… dengan tenangnya kereta itu jalan seperti mengejek aku yg ditinggalnya.
Di halo-halo stasiun di katakan bahwa Depok Express selanjutnya adalah jam 18.55 alias jam 7 malem kurang 5 menit……. yang artinya aku haus nunggu selama 1.5 jam lagi……
ASLI BETEEE…….
Akhirnya sambil nunggu, ke emperan cari2 CD MP3 yang dijual banyak banget… hehehehe
Bajakan2 emang hebat, artis baru pun ada…..ckckckckckc…..
Jam 18.20 diberutahukan bahwa Depok Express baru aja brangkat dari stasiun Juanda menuju BEOS… berarti paling tidak 5 menit lagi sampe.
Dan bener…… jam 18.26 itu kereta masuk jalur 12 stasiun BEOS.
Halo-halo stasiun bilang Kereta jalan jam 18.55… yang berarti 1/2 jam lagi.
Tapiii….. ternyata 5 menit kemudian (jam 18.32) jalur dinyatakan aman dan kereta boleh jalan….
Waduhhhhh….. agak harap2 cemas sih, sebetulnya skedul yg bener mana sihhhhh, apa nih kreta ntar gak nyeruduk kereta di depannya ??
Ternyata, perjalanan aman2 aja…. malahan jam 18.05 udah sampe di stasiun Depok.
Geleng-geleng kepala aku… bagaimana bisa Skedul Kereta Api bisa “dimainin” begitu….
Bahkan sampe sekarang aku nulis ini blog, masih bingung dengan “originalitas” skedul kereta api jalur Jakarta-Bogor ini….. 😦